Berbahayakah Bila Memiliki Skin Tags?

Berbahayakah Bila Memiliki Skin Tags?
Credits: Freepik

Bagikan :


Apakah Anda pernah penasaran pada pertumbuhan kulit di sekitar area leher, dada, atau area lain tapi bukan tahi lalat? Apakah itu berbahaya dan perlu diobati?

Pertumbuhan kulit yang sering diduga sebagai tahi lalat disebut dengan istilah skin tags (acrochordons). Skin tags adalah pertumbuhan kulit bertangkai non-kanker yang cenderung memiliki warna yang sama dengan kulit. Mereka terlihat seperti sekelompok jaringan kulit yang memanjang (menggantung), yang terkadang berwarna lebih gelap dan menyerupai tahi lalat atau kutil yang muncul. Umumnya, skin tags berukuran antara 1-5mm, namun juga bisa tumbuh hingga mencapai 5cm.

Skin tags bisa muncul di kelopak mata, ketiak, bawah payudara, lipatan paha, dada bagian atas, dan juga leher. Keberadaannya tidak selalu disadari kecuali bila berada di tempat yang terlihat. Permukaan skin tags terkadang halus atau tidak beraturan, mereka lebih mirip seperti buah yang sedang tumbuh menggantung pada tangkainya.

 

Penyebab Munculnya Skin Tags

Kemunculan skin tags diakibatkan oleh tubuh yang memproduksi sel ekstra di lapisan atas kulit. Mereka cenderung muncul di lipatan kulit dan di area di mana gerakan tubuh menyebabkan kulit bergesekan. Namun, beberapa ahli juga berpendapat bahwa skin tags mungkin terjadi akibat terperangkapnya sekelompok kolagen dan pembuluh darah di dalam potongan kulit yang lebih tebal.

Skin tags juga mungkin lebih banyak ditemukan pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan skin tags, memiliki riwayat diabetes, obesitas, atau kelainan kulit, serta sedang mengalami peningkatan hormon pertumbuhan.

 

Apakah Skin Tags Bisa Berbahaya?

Skin tags tidak berbahaya dan tidak akan membuat Anda sakit. Beberapa skin tags bahkan terlepas dengan sendirinya saat bergesekan dengan pakaian, perhiasan atau benda lain yang Anda kenakan. Namun bila ukurannya cukup besar dan mengganggu penampilan, Anda mungkin bisa melakukan perawatan untuk menghilangkannya.

 

Cara Menghilangkan Skin Tags

Skin tags yang berukuran kecil mungkin bisa diatasi dengan beberapa produk yang ada di rumah, di antaranya:

  • Tea tree oil - yang dioleskan di area skin tags hingga skin tags mengering dan terlepas dengan sendirinya
  • Kulit pisang - kandungan antioksidan di dalam kulit pisang mungkin bisa membantu menghilangkan skin tags. Caranya, tempelkan kulit pisang pada skin tags setiap malam sampai skin tags terlepas
  • Cuka apel - oleskan cuka apel pada skin tags dan tutup dengan kain atau perban selama 15-30 menit, kemudian bilas area tersebut. Ulangi setiap hari hingga beberapa minggu. Kandungan asam di dalam cuka apel merusak jaringan di sekitar skin tags yang kemudian dapat membuatnya terlepas.
  • Bawang putih - oleskan bawang puting yang telah dihancurkan kemudian tempel semalaman di area skin tags. Tutup dengan perban atau kapas dan bilas dengan air keesokan harinya. Cara ini dikatakan dapat membuat skin tags mengecil dan terlepas.

Skin tags berukuran besar tidak bisa diatasi dengan cara alami. Anda mungkin membutuhkan beberapa prosedur medis untuk mengangkatnya.

  • Kauterisasi - skin tags diangkat dengan cara dibakar menggunakan elektrolisis
  • Cryosurgery - skin tags dibekukan menggunakan cairan nitrogen, terapi ini dapat menghentikan pertumbuhan jaringan
  • Ligasi - suplai darah ke skin tags dipotong sehingga skin tags akan mati dan terlepas
  • Eksisi - skin tags dipotong dengan pisau bedah

Mengangkat skin tags yang berukuran besar sebaiknya tidak dilakukan di sembarang tempat. Prosedur pengangkatan skin tags sebaiknya dilakukan oleh ahli dermatologi atau dokter kulit profesional. Terutama bila skin tags berada di area yang berisiko seperti di kelopak mata atau di area genital. Mengangkat skin tags sendiri di rumah dengan alat apapun berisiko menyebabkan pendarahan dan juga infeksi. Diskusikan dengan dokter apabila Anda ingin skin tags di kulit Anda dihilangkan.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 12 April 2023 | 18:38